Senin, 12 November 2012

Which Hogwarts house will you be sorted into?

You can try this too. It's fun!

My Personality Test

It's been a while since I posted something here. Well, I've been curious with my own personality so I was taking several personality tests like three times, and this is what I've got (surprisingly, I got the same result for three different tests).  Here is the result:

Introverted Sensing Feeling Perceiving
by Joe Butt
Profile: ISFP
Revision: 3.0
Date of Revision: 23 Feb 05


ISFPs are the first to hear the different drummer. Many eagerly plunge into new fashions, avant garde experiences, 'hip' trends--some even setting the trends.
More in touch with the reality of their senses than their INFP counterparts, ISFPs live in the here and now. Their impulses yearn to be free, and are often loosed when others least expect it. The ISFP who continually represses these impulses feels 'dead inside' and may eventually cut and run. (One ISFP friend has become nonambulatory within the past few years. He will still, on impulse, leave home in the middle of the night and go to Las Vegas or wherever, regardless of the difficulties of his physical condition.)
ISFPs may be quite charming and ingratiating on first acquaintance, flowing with compliments which may (or may not) be deserved. On other occasions, the same individual may be aloof and detached. Some ISFP males are fiercely competitive, especially in sport or table games, and may have great difficulty losing. This competitive nature, also seen in other SP types, sometimes fosters 'lucky,' 'gut' feelings and a willingness to take risks.
Organized education is difficult for the majority of ISFPs, and many drop out before finishing secondary education. Their interest can be held better through experiential learning, at which many excel. ISFPs will practice playing an instrument or honing a favored skill for hours on end, not so much as practice as for the joy of the experience.

Differential diagnosis:

ISFPs are less fantasy-oriented than INFPs. These types are often confused, however, INFPs lean strongly to daydreams, poetry, prose and more philosophical pursuits; ISFPs often live out 'id' experiences rather than writing or even talking about them.
ISFJs are driven by the conventional, by 'should's and 'ought's; ISFPs internalize their Feeling (by nature a judging function) which bursts out spontaneously and leaves as quickly and mysteriously as it came.
Because of these variant expressions of Feeling judgement, ISFPs are sometimes confused with ESFJs, but keep themselves more aloof, more often concealing the feelings that ESFJs are so apt to expose.
ESFPs express thoughts more readily (and, in the main, skillfully). ISFPs can and do perform admirably in the spotlight, but generally have little to say about the performance. For example, few ISFPs would be disc-jockeys, a field strongly represented by ES_Ps.

Introverted Feeling

Feeling, unbridled by the external forces of society and substance, is the dominant function. ISFPs spontaneously develop their own codes and credos, about which they are quite sober and intense. ISFPs are questors, driven to find the pure and ideal, as personally and individually defined. Feeling may temporarily turn outward, but cannot be long sustained beyond its cloistered home.
If the individual has values greater than herself, feeling may express itself in valiant acts of selflessness. Turned in upon self, however, it becomes an unscrupulous, capricious enigma, capable even of heinous acts of deception and treachery.

Extraverted Sensing

ISFPs keep a finger on the pulse of here and now. They are more adept at doing than considering, at acting than reflecting, at tasting than wondering. As do most SPs, ISFPs keenly sense color, sound, texture, and movement. It is not unusual for ISFPs to excel in sensory, motor, or kinesthetic abilities.
ISFPs cherish their impulses. Some of the most beautiful, graceful, and artistic performances are the result of this drive for physical, sensate expression.

Introverted Intuition

Tertiary intuition works best in the background of the ISFP's inner world. Perhaps this is the source of the "gut feeling" SPs consult in matters of chance. However "lucky" the ISFP may be, intuition as a means of communication is a poor servant, evidenced in spoonerisms, and non sequiturs and mixed metaphors.

Extraverted Thinking

The ISFP may employ Extraverted Thinking in external situations requiring closure. As is the case with inferior functions, such Thinking behaves in an all or nothing manner. Thus, as with other FP types, the ISFP's Extraverted Thinking is at risk for a lack of context and proportion. In most cases, persons of this type enjoy greater facility operating in the open-ended style of sensing, implying the opinions of feeling values in the indirect fashion characteristic of introverted functions.

Famous ISFPs:

Marie Antoinette
Auguste Rodin
U.S. Presidents
Ulysses S. Grant
Millard Fillmore, "The American Louis Philippe"
Warren G. Harding
Fred Astaire
Marilyn Monroe
Liberace
Elizabeth Taylor
Yogi Berra, professional baseball player
Dan Rather
Orrin Hatch, U.S. Senator
Ervin "Magic" Johnson, NBA basketball star
Dan Quayle, U.S. Vice President, 1988-1992
Paul McCartney
Christopher Reeve
Michael Jackson
Kevin Costner
Greg Louganis, U.S. Olympic gold medalist
Britney Spears
John Travolta
Ashton Kutcher
Donald Trump
Copyright © 2012 Joe Butt


If you wanna try this, just click Jung Typology Test. See ya!

Kamis, 16 September 2010

Rahasia Gaya Hidup Sehat Ala Wanita Jepang

Ingin panjang umur? Tirulah gaya hidup perempuan Jepang. Selama 25 tahun berturut-turut harapan hidup perempuan Jepang yang tertinggi di dunia, tepatnya pada usia 86.44.

Jepang sudah membuat lompatan besar dalam pengobatan kanker, stroke, dan penyakit jantung, tetapi umur panjang mereka sebagian besar berhubungan dengan pola makan, obesitas yang rendah,dan kemampuan mengendalikan stres.


Berikut ini gaya hidup sehat perempuan Jepang yang bisa kita curi ilmunya, seperti dikutip dari majalah Self.

Makan rumput laut
Sebenarnya merupakan multivitamin, yang megandung kalium, kalsium, magnesium, zar besi, yodium, vitamin C, serat beta-karoten, dan lain-lain. Pola makan mereka sebagian besar terdiri dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti buah, sayuran, dan kedelai.

Makan ikan
Orang Jepang menyukai tuna, mackerel dan salmon, yang mengandung asam lemak omega-3 tingkat tinggi. Penelitian menunjukkan omega-3 bisa mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker payudara.

Minum teh hijau
Berdasarkan penelitian baru-baru ini, mereka yang mengonsumsi enam cangkir teh setiap hari memiliki 36 persen risiko terkena penyakit jantung lebih rendah dibandingkan mereka yang minum kurang dari itu. Teh hijau sarat antioksidan, yang mengurangi pengaruh kanker pada tulang yang mengakibatkan osteoporosis.

Makan lebih lambat
Orang Jepang diajari untuk menikmati setiap gigitan makanan mereka (makan menggunakan sumpit juga membantu memperlambat kecepatan). Alasannya makan lebih lambat adalah kunci karena otak membutuhkan waktu selama 20 menit untuk merasa kenyang. Jadi, bila anda memanfaatkan waktu anda, anda mungkin makan sampai puas daripada sampai anda kenyang.

Gunakan piring kecil
Saat anda menggunakan piring atau mangkuk kecil daripada menggunakan piring besar, anda lebih mudah untuk mengontrol porsi makan anda.

Zen
Cobalah latihan fisik Jepang (seperti seni bela diri) dan kebugaran mental. Kegiatan tersebut seperti yoga dan meditasi sudah terbukti tidak hanya mengurangi stres, tetapi juga menangkal demensia dan menjaga daerah otak yang berkaitan dengan konsentrasi dan ingatan.


sumber:www.inmystery.blogspot.com

Kamis, 29 April 2010

Ilmuwan Jepang Buat Robot Cantik


Profesor asal Jepang Hiroshi Ishoguro membuat android (robot manusia) berjenis kelamin wanita yang mampu tertawa dan tersenyum sama persis dengan mimik ekspresi manusia.

Dengan menggunakan sistem sensor gerak, robot yang disebut sebagai Geminoid TMF bisa menggerakkan wajah karetnya untuk meniru sebuah senyum, gigi yang mengembang dan ekspresi muram dengan alis berkerut.

Profesor Ishoguro, seorang profesor di Universitas Osaka mengembangkan android dengan sebuah tim peneliti bersama pembuat robot Kokoro.

Geminoid TMF adalah model gadis Jepang muda. “Saya merasa seperti memiliki saudara kembar,” ujar wanita yang wajahnya dibuat android.

Para pengembang mengatakan mereka mengharapkan robot nantinya akan bisa digunakan dalam situasi kehidupan nyata, seperti di rumah sakit.

“Kami telah memperoleh data yang menunjukkan bahwa robot memberikan kepada pasien keamanan psikologis dengan menganggukkan kepala dan tersenyum kepada mereka, ketika pasien dicek oleh dokter,”ujar Juru Bicara Kokoro, Satoko Inoue.

“Sebuah teknologi baru selalu menciptakan ketakutan dan opini negatif, tetapi peneliti ingin membuat robot yang bisa mengekspresikan hal yang serupa dengan emosi manusia,” ujar Profesor Ishiguro.

Geminoid TMF dilengkapi dengan 12 penggerak, didukung oleh tekanan udara dan gerakannya bisa disinkronisasikan untuk meniru keberadaan manusia asli.

Profesor Ishiguro telah mendesain beberapa robot yang sangat mirip dengan manusia beberapa waktu sebelumnya, bahkan membuat satu yang menggambarkan dirinya sendiri.

Profesor mengatakan bahwa suatu saat robot akan bisa menipu manusia dengan berpura-pura bahwa mereka adalah manusia.[ito]

Senin, 26 April 2010

Hinamatsuri


Hinamatsuri atau Hina Matsuri adalah perayaan setiap tanggal 3 Maret di Jepang yang diadakan untuk mendoakan pertumbuhan anak perempuan. Keluarga yang memiliki anak perempuan memajang satu set boneka yang disebut hinaningyō (boneka festival).

Satu set boneka terdiri dari boneka kaisar, permaisuri, puteri istana (dayang-dayang), dan pemusik istana yang menggambarkan upacara perkawinan tradisional di Jepang. Pakaian yang dikenakan boneka adalah kimono gaya zaman Heian. Perayaan ini sering disebut Festival Boneka atau Festival Anak Perempuan karena berawal permainan boneka di kalangan putri bangsawan yang disebut hiina asobi (bermain boneka puteri).

Walaupun disebut matsuri, perayaan ini lebih merupakan acara keluarga di rumah, dan hanya dirayakan keluarga yang memiliki anak perempuan. Sebelum hari perayaan tiba, anak-anak membantu orang tua mengeluarkan boneka dari kotak penyimpanan untuk dipajang. Sehari sesudah Hinamatsuri, boneka harus segera disimpan karena dipercaya sudah menyerap roh-roh jahat dan nasib sial.

Kimono Pembawa Sial


Di bulan Februari 1657, sebuah upacara kecil dilakukan di kota Tokyo, untuk menolak bala. Dalam upacara kecil itu, seorang pendeta bermaksud membakar sebuah Kimono, yang dianggap membawa sial. Kimono tersebut telah dimiliki oleh tiga orang anak perempuan yang semuanya meninggal sebelum sempat mengenakannya. Upacara ini tidak akan tercatat dalam sejarah, bila tidak ada buntutnya. Saat kimono tersebut dibakar, angin kencang berhembus dan api menyebar ikut melahap kuil tempat upacara dilakukan. Tidak berhenti di situ, api ikut menghancurkan hampir tiga perempat bagian kota Tokyo.
Tercatat 300 kuil ikut terbakar, ditambah 500bangunan besar, 9.000 toko, dan 61 jembatan. Korban yang jatuh dalam kebakaran besar tersebut mencapai sekitar 100.000 orang. Semua karena kimono pembawa sial.

Jumat, 23 April 2010

Rumah Tradisional Jepang



Rumah tradisional dengan bangku duduk yang didominasi bahan kayu serta pintu geser arah horizontal dan vertikal dari kayu identik dengan rumah tradisional Jepang.

Beberapa jalan kecil berupa gang juga sangat menarik diikuti karena dari jalan kecil tersebut kita dapat melihat taman gaya Jepang di area halaman belakang dan depan rumah. Taman yang dilengkapi kolam batu alam dilengkapi bonsai, pancuran air dari bambu, dan kerajinan bambu lain menambah daya tarik kawasan ini.

Rumah tradisional Jepang berbahan kayu dan atap ditindih batu dengan aksesori fasade khas Jepang. Kebanyakan bangunan utama di kawasan ini terbuat dari papan.

Atap yang ditindih batu untuk menahan agar tidak terbang tertiup angin dengan talang air pada sisi atap dan menyalurkan air ke tanah yang terbuat dari bambu juga menunjukkan kecerdikan dan pemikiran unsur teknis tukang. Ruangan dengan lantai tanah, tatami, dan fondasi batu alam yang ditindih bangunan bahan kayu menjadi salah satu ciri khusus.
Dengan struktur bangunan kayu berpintu geser dengan teralis kayu horizontal dan vertikal memperlihatkan gaya arsitektur tradisional jepang kuno.

Tidak hanya citranya, tetapi konstruksinya pun sederhana sekali “ semakin sedikit, semakin baik”. Prinsip ini sudah diambil alih dalam seni arsitektur internasional.

INTERIOR RUMAH TRADISIONAL JEPANG

Interior dan pemilihan bahan rumah Jepang Tradisional ini pun masih sama napas cita rasanya. Dinding-dinding tipis, nyaris tidak bermateri (kertas pun masih dipakai untuk dinding-dinding ruangan). Tidak aman memang dan sangat dingin di musim salju,tetapi sikap Shinto satu dengan alam tetap dimenangkan.

Maka perhatikan gambar dibawah ini terlihat tampak ciri ke Jepangan pada bangunan dan perabot rumah itu.

Perhatikan dinding-dinding, lantai dan langit-langit. Semua serba bidang polos, dapat dikatakan tanpa hiasan apapun. Satu-satunya “hiasan” hanyalah permainan garis-garis lurus dan bidang-bidang murni. Ditambah gambar bergaya sangat hekmat goresan, kaligrafi sajak satu saja di ruang utama dengan tokonominya.

Dalam ruang utama, tempat penerimaan tamu, dibuat panggung kecil yang berdinding mundur sebagai tempat keramat, suatu fokus, tempat orientasi diri psikologis dalam rumah, yang disebut tokonoma. Kadang-kadang lukisan diganti dengan yang lain, atau dipajang satu syair dengan seni kaligrafi indah, demi percakapan tentang puisi atau tukar-menukar kearifan, pengetahuan budaya.

Ruang Panti minum Bosen , dari biara Kohoran. Lihatlah bagaimana sekian unsur kontras bermain dalam melodi tesa-antitesa-sintesa:
1. Luar dan Dalam.
2. Garis bidang geometrik lurus-datar-ketat dan bentuk-bentuk organik luwes.
3. kebersihan polos netral warna di dalam dan yang serba variasi warna-warni di luar.

Denah Rumah tradisional Jepang dengan pembagian ruang yang berbentuk sederhana yaitu kotak atau persegi. Manusia modern abad ke 20 memang sedang gandrung pada segala hal yang geometris. Tetapi geometriks yang menyentuh kalbu hati. Dan apa yang menjadi kenyataan budaya arsitektur dari seorang tokoh dan perintis arsitektur modern, Mies Van der Rohe? Mies van der Rohe merumuskannya demikian: “semakin sedikit semakin baik”. Tetapi perumusan yang menjadi tersohor itu praktis sudah dikerjakan berabad-abad oleh orang-orang yang berjiwa Shinto dan Budha Zen.